Kajian Dhuha, Mawardi: Jauhi sifat angkuh dan sombong, Ingat petuah penyu telur beratus tak bangga
KUTACANE – Selasa (12/12/2023), Bertempat di Mushalla Al-Mizan Mahkamah Syar`iyah Kutacane Kajian Dhuha diisi oleh pemateri oleh Jurusita Pengganti Mawardi, Protokol Rahmad, Do`a dan shalawat oleh Lukman. AR, S.H., Kajian Dhuha yang dibawakan Mawardi adalah “Jauhi sifat mengaku pandai angkuh dan sombong menepuk dada, Ingat petuah penyu di pantai telur beratus namun tak bangga”. Mengawali kajiannya beliau menyampaikan dan mengingatkan bahwa pentingnya petuah hidup. Hidup ini tidak boleh sombong Sikap angkuh, merasa benar diri, tidak bisa menerima kritikan, suka yang sering kita jumpai di kehidupan sekarang.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Kemudian lanjutnya beliau mengajak kepada jamaah untuk menjalani kehidupan ini kita dapat bermanfaat bagi orang lain, juga makhluk ciptaan Allah lainnya. Tidak menyakiti orang lain adalah hal yang di anjurkan dalam agama. Bicara sifat penyu. Saat mau bertelur tidak mau mengganggu makhluk lain. Hal ini dapat kita lihat penyu bertelur selalu tengah malam, dimana makhluk lainnya termasuk manusia sedang terlelap tidur. Ratusan telur dikeluarkan dari perutnya, tidak mengeluh, penuh kesabaran sambil berlinang air mata. Bila kita bandingkan dengan sifat ayam yang suka mengganggu. Dimana satu saja bertelur tentu riuh dan ribut sekampung. Ini menandakan sifat dan tabiat ayam itu tidak baik. (BP)